Potensi Mata Air Cipaingeun

Assalamu'alaikum Wr Wb 



Halo guys, salam dahsyat luar biasa. Pada postingan saya yang pertama ini, saya akan membagikan sebuah tempat yang mungkin masih banyak yang tidak mengetahuinya, diingat karena tempat ini
tidak di kembangkan dan di rawat dengan baik oleh masyarakat setempat. Namanya tempatnya adalah Cipaingeun. Tempat ini merupakan tempat objek wisata dan juga merupakan salah satu tempat bersejarah di Kabupaten Sumedang, perlu di ingat karena Cipaingeun berada di salah satu dusun yang namanya Dusun Parumasan yang dulu merupakan salah satu ibu kota Kabupaten Sumedang ke 3 sebelum di pindahkan ke Tegal Kalong.

Mata Air Cipaingeun adalah salah satu potensi wisata yang ada di Kabupaten Sumedang, mata air ini terletak di Dusun Parumasan, Desa Paseh Kaler Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Tempat mata air ini berada relatif mudah dijangkau dari arah Kota Sumedang, namun demikian, ternyata sampai sekarang mata air ini belum ditata dan dikembangkan. Bagaimana keadaan mata air ini sekarang ? berikut ulasannya.

Mata air Cipaingeun yang bertempat di Dusun Parumasan, Desa Paseh Kaler, Kecamatan Paseh mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata. Hal itu didukung oleh suasana di sekitar mata air yang bersih dan rimbun dengan tanaman-tanaman besar. Namun demikian, sampai saat ini mata air tesebut masih belum bisa ditata dan dikembangkan. Selain itu juga, Mata air ini banyak sekali kolam-kolam ikan yang di gunakan untuk memancing, kemudian pada waktu itu pernah di adakan tournamen mancing yang meriah yang di adakan oleh Karang Taruna Kecamatan Paseh yang di buka oleh wakil bupati Sumedang saat itu. Dan juga ada lapangan voli yang sering di gunakan untuk latihan voli dan sering di adakan tournamen voli. 
Salah seroang warga sekitar, Enok mengatakan bahwa oleh warga sekitar mata air hanya dipergunakan untuk sarana irigasi dan keperluan sehari-hari. Adapun pengunjung biasanya hanya anak-anak sekitar dusun yang sengaja bermain di lokasi. “Sesekali ada sih remaja-remaja yang main ke atas (bukit di atas mata air) untuk sekedar ngobrol-ngobrol,” kata Enok.
Enok menambahkan, dengan adanya yang datang ke lokasi walau hanya sekedar untuk  ngobrol-ngobrol, itu membuktikan bahwa tempat tersebut memang mempunyai daya tarik. Jika dikembangkan, tidak mustahil mata air Cipaingeun bisa dijadikan objek wisata andalan di Desa Paseh Kaler. “Tempatnya memang enak untuk niis dan menenangkan pikiran, ini bisa dikembangkan,” tambah Enok.
Apalagi, Enok menuturkan bahwa pada bulan-bulan tertentu mata air Cipaingeun sangat ramai didatangi oleh pengunjung. Pengunjung yang datang saat itu bukan hanya yang ingin beristirahat, ada juga yang mencari keberkahan dari air Cipaingeun. “Bulan Mulud biasanya ramai dari sekitaran Indramayu ke sini, saya dengar langsung dari mereka, mereka percaya bahwa mata air ini mempunyai khasiat,” tutur Enok.
Menurut Enok, para pendatang yang mengambil air Cipaingeun untuk keberkahan menyebut mata air itu sebagai Cai Kahuripan(air kehidupan). Mereka biasa mengambil air dalam jumlah besar lewat jerigen dan sejenisnya. “Biasanya katanya dipakai untuk pertanian, jual beli, dan lainnya. Tapi kalau kita warga sekitar tidak (seperti itu), kita hanya menggunakan untuk keperluan sehari-hari,” ujar Enok.
Melihat hal tersebut, dengan banyaknya pengunjung dari luar daerah bukan tidak mungkin kawasan mata air Cipaingeun bisa ditata dan dikembangkan menjadi objek wisata andalan. Enok berharap hal tersebut bisa cepat direalisasikan. “Mudah-mudahan saja ada pemilik modal yang mau mengembangkan, dulu juga pernah diajukan di musrenbang, tapi tidak terakomodir usulannya,,” pungkas Enok.
Dulunya, Enok menyebutkan  lubang tempat keluarnya mata air cukup besar sehingga bisa dimasuki manusia, sekarang, lubang besar tersebut sudah tertutupi oleh akar-akar tanaman. Di dalam mata air yang sekarang membentuk kolam melingkar tersebut banyak dihuni ikan yang awalnya sengaja ditanam/dipelihara oleh penduduk, seperti ikan mas, mujair, koi, dan lainnya.
“Bahkan, dulu waktu saya masih kecil, ada satu pasang ikan mas berwarna hitam yang sangat besar, ikannya sampai berkumis saking tuanya, penduduk sekitar biasa memanggil ikan tersebut dengan nama si lutung. Sekarang dua ikan mas tersebut hilang entah kemana, tapi bagi yang kawenehan (beruntung, kebetulan) kadang masih bisa lihat ikan itu ada di sini,” kata Euis sambil menunjuk kolam mata air.
Euis menuturkan, mata air Cipaingeun dulunya berasal dari penggalian yang dilakukan oleh buyut para penduduk. Diceritakan buyut warga Cipaingeun berniat mencari sumber air yang akan berguna bagi kehidupan penduduk secara turun menurun. Dengan niatan yang ikhlas demi kepentingan orang banyak akhirnya secara tidak sengaja penggalian memunculkan air yang memancar dari dalam tanah, konon kala itu buyut warga berucap “paingan, gening aya caian,”, jadilah sumber mata air tersebut diberi nama Cipaingeun, asal dari kata paingan.
Bagaimana sob, sudah pada kenal dengan salah satu mata air yang cukup terkenal di Sumedang ini. Jangan lupa kunjungi ya Cipaingeun ini dan juga jangan lupa bantu share artikel ini.
Wassalamu'alaikum Wr Wb

0 Comments